Pages

Hot Games

Pengikut

NAFKA SI GURU

Selasa, 29 November 2011


Nomor siswa ;


Permisa yang saya hormati

   Sebutan pahlawan tampa jasa kiranya tepat  untuk seorang guru. Namun jutru kerena sembutan itulah nasib  guru di Indonesia tidak sejahtera. Seorang guru sutrisno dinganjuk jawa timur terpaksa jadi tukang tambalbal ban seusai jam mengajar dikantornya. Menjalani dua perkerjaan setiap hari dilakukan bukan  kerena serekah tetapi kerena jumlah gaji yang sangat minim.gajinya sebesar  rp 710000 ini tidak mampu mencukupin kebutuhan hidup satu istri dan tiga orang anaknya. apalagi   anak pertamanya di sma yang sedang
Membutuhkan bayak biaya. Ia hanya bias berharap agar statusnya sebagai guru di bantu segera berganti menjadi guru yang pas
Sumbr langsung dari semputar Indonesia dalam Indonesia rcti 9 juli 2007

Berpeganglah pada al-Kitab dan as-Sunnah

Jumat, 14 Oktober 2011






Bukhari meriwayatkan dari Thariq bin Syihab radhiyallahu’anhu, ada seorang lelaki Yahudi berkata kepada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, seandainya turun kepada kami (Yahudi) ayat ini, ‘Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian serta Aku ridha Islam sebagai agama bagi kalian’ niscaya hari itu akan kami jadikan sebagai hari raya.” Maka Umar mengatakan, “Sesungguhnya aku tahu kapan hari turunnya ayat ini. Ia turun pada hari Arafah di hari Jumat.” (HR. Bukhari [7268]).

Syaikh Ali Hasan Al-Halabi mengatakan, “Maka perbuatan mengada-ada atau menciptakan bid’ah pada hakikatnya merupakan sanggahan kepada syari’at dan tindakan lancang yang sangat buruk, orang yang melakukannya -secara tidak langsung- telah menyerukan bahwa syari’at ini belum cukup dan belum sempurna [!] sehingga butuh untuk menciptakan hal yang baru dan bid’ah di dalamnya!!” (Ilmu Ushul Bida’, hal. 19).
Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seluruh umatku pasti masuk surga, kecuali yang enggan.” Mereka bertanya, “Siapakah yang enggan wahai Rasulullah?”. Beliau menjaw ab,”Barangsiapa yang menaatiku niscaya masuk surga dan barangsiapa yang durhaka kepadaku dia lah orang yang enggan.” (HR. Bukhari [7280]).
Ibnu Hajar mengatakan, “Apabila yang tidak taat itu adalah orang kafir maka sama sekali dia tidak akan masuk surga. Dan apabila dia adalah muslim maka maksudnya adalah dia akan terhalang masuk surga bersama dengan orang-orang yang memasukinya sejak awal kecuali orang yang dikehendaki Allah ta’ala.” (Fath Al-Bari, 13/291).
Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Biarkanlah ajaran yang aku tinggalkan kepada kalian ini apa adanya, sesungguhnya kebinasaan umat-umat sebelum kalian itu hanyalah disebabkan karena terlalu banyak mempertanyakan dan menyelisihi nabi-nabi mereka. Apabila aku melarang sesuatu kepada kalian maka jauhilah, dan apabila aku memerintahkan sesuatu maka laksanakanlah sekuat kemampuan kalian.” (HR. Bukhari [7288]).
Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin dari emas dan orang-orang pun ikut memakai cincin dari emas, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu aku memakai cincin dari emas.” Kemudian beliau membuangnya dan berkata, “Sekarang aku tidak akan memakainya lagi untuk selama-lamanya.” Maka orang-orang (para sahabat) pun membuang cincin-cincin mereka (HR. Bukhari [7298]).
Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu’anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan sesuatu yang beliau sendiri memberikan keringanan atasnya namun sebagian orang malah tidak mau melakukannya. Maka kejadian itu pun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memuji Allah lalu berkata, “Apa gerangan yang menimpa diri orang-orang yang menjauhkan dirinya dari sesuatu yang aku sendiri melakukannya. Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mengenal Allah dan paling takut kepada-Nya dibandingkan mereka semua.” (HR. Bukhari [7301]).
Bukhari meriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara umatku yang selalu menang hingga datang kepada mereka ketetapan Allah sedangkan mereka dalam keadaan menang.” (HR. Bukhari [7311]).
Ibnu Hajar menukil bahwa Al-Hakim meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Imam Ahmad, beliau mengatakan, “Apabila mereka itu bukan ahli hadits, maka aku tidak tahu lagi siapa mereka itu.” (Fath Al-Bari, 13/336).
Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kalian. Sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan sampai-sampai apabila mereka memasuki lubang dhabb sekalipun maka kalian pun akan memasukinya.” Kami bertanya, “Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Kalau bukan mereka, siapa lagi” (HR. Bukhari [7320]).
Bukhari meriwayatkan dari Amr bin Al-’Ash radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hakim berijtihad kemudian benar maka dia akan mendapatkan dua pahala, dan apabila dia berijtihad lalu salah maka dia akan mendapatkan satu pahala.” (HR. Bukhari [7352]).
Ibnu Hajar menerangkan bahwa yang dimaksud dua pahala adalah pahala ijtihad dan pahala benar, sedangkan yang dimaksud satu pahala adalah pahala ijtihad saja (lihat Fath Al-Bari, 13/365). Syaikh Muhammad bin Husain Al-Jizani mengatakan berdalil dengan hadits ini, “Dengan hal itu dapat dimengerti bahwa kebenaran di sisi Allah itu hanyalah satu tidak berbilang, dan menunjukkan bahwa orang yang benar di antara kedua ahli ijtihad [yang berselisih itu] hanya satu, tidak setiap mujtahid itu benar.” (Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 488).
Bukhari meriwayatkan dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu’anhu, bahwa dahulu ada seorang perempuan dari Anshar yang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membicarakan sesuatu, maka Nabi pun memerintahkan sesuatu kepadanya. Lalu perempuan itu berkata, “Bagaimana pendapat anda wahai Rasulullah, jika saya tidak bertemu dengan anda?”. Maka beliau bersabda, “Jika kamu tidak bertemu denganku maka datanglah kepada Abu Bakar.” (HR. Bukhari [7360]).
Ibnu Hajar menerangkan bahwa keterangan sebagian ulama yang menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan bahwa Abu Bakar adalah khalifah setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pendapat yang benar, akan tetapi hal itu berupa isyarat saja bukan secara tegas (lihat Fath Al-Bari, 13/380).

Minggu, 02 Oktober 2011

Karena itu aku diam



Aku takut engkau tergoda ...
karena itu aku diam
Aku takut engkau goyah ...
karena itu aku diam

aku takut ada yang kecewa
aku takut ada yang terluka
aku takut ada yang terhina
karena itu aku diam

aku takut tak bisa menjaga
aku takut potensi yang tak bisa diduga
aku takut jatuh ke dalam dosa
karena itu aku diam




aku takut melanggar laranganNya
aku takut tak lagi peka akan peringatanNya
aku takut tak lagi taat kepadaNya
karena itu aku diam

aku takut tak lagi indah pada saatnya
aku takut tak lagi mesra seharusnya
aku takut tak lagi terjaga, hina di dua dunia
karena itu aku diam

aku takut hatiku tertipu nafsu
aku takut taqwaku tergadaikan logika semu
aku takut perasaanku tertutup emosi sesaatku
karena itu aku diam

aku takut jauh dariNya
aku takut tidak karenaNya
aku takut tak lagi dapat pertolongan dariNya
tak lagi mengamalkan FirmanNya
tak lagi mengikuti NabiNya
karena itu aku diam

aku takut tak didengar dalam do'a
aku takut tak ditolong dalam musibah
aku takut tak dilihatNya di padang mahsyar penuh galau dan gundah
karena itu aku diam

aku takut tak bisa memegang amanahNya
aku takut tak bisa memetik sakinah, mawaddah dan rahmatNya
aku takut tak bisa mengabadikan ridlo kedua orang tua
karena itu aku diam

dalam diam aku berikhtiar
mempersiapkan mental, modal, hati dan fikiran
dalam diam aku berdo'a
memohon petunjuk, pertolongan dan kekuatan dariNya

dalam diam aku menghormatimu dengan petunjukNya
dalam diam aku menjagaMu dengan cintaNya
dalam diam aku mengurai rahasia tulisan di lauhul mahfudzNya
dalam diam aku menjaga cinta sebagai anugerah dan amanah

dalam diam aku memperbaiki diri
dalam diam aku mempersiapkan hati
dalam diam aku mengumpulkan ilmu untuk saat bersatu nanti
dalam diam aku berusaha memberikan yang terbaik dengan ridlo ilahi

dalam diam aku mengukir cinta abadi
cinta dengan cara yang diajarkan RasulNya
cinta penuh taqwa dan tawakkal kepadaNya
cinta yang datang dan akan kita kembalikan hanya padaNya

Bersabarlah dalam diamku
Berdo'alah tuk menguatkan hatimu
Bersyukurlah atas suka dan dukaNya untuk kuatmu
karena engkau kan menjadi bagian penting perjuanganku

Sungguh Dia mendengar keluh kesahmu
Sungguh Dia melihat gundah dan sedihMu
sungguh Dia telah mempersiapkan yang terbaik untukmu
Sungguh Dia telah menyediakan pahala yang melimpah

tautkan hati kita dalam do'a
ikhtiarkan jiwa dan raga kita dalam ilmu dan ibadah
kuatkan potensi kita dengan menjalankan FirmanNya, Sunnah NabiNya
yakinlah .... kan indah pada saatnya.
karena kita ..., menuju ridlo-Nya.


Akun Facebookmu setelah meninggal..

Kamis, 29 September 2011

Akun Facebookmu setelah meninggal..




Coba Kita fikirkan bersama
Fikirkan dalam hati
jika suatu hari nanti kita meninggal
akun Facebook ini hanya kita yang mengetahui Passwordnya
hanya kita yang bisa membukanya

dan


Setelah kita meninggal
apa yang jadi pada akun fb kita?
mungkin ada yang akan ucapkan takziah
mungkin ada yang selalu melihat sebagai pengobat rindu

tetapi..

sadarkah kita
foto-foto kita..
akan terus membuat kita tersiksa di alam kubur?
Puluhan foto-foto kita yang terpajang di facebook, bagaimana nanti?


Laki-laki dengan mudah terus-terusan melihatnya
disaat yang sama, tidak ada seorangpun yang bisa mendeletenya
walau sudah bertahun-tahun kita meninggal, foto itu terus ada..
Dosa inipun bisa semakin banyak..



Bagaimana? Pernahkah terfikirkan oleh kita?
Apakah foto-foto itu akan menyelamatkan kita di alam kubur?
Apakah kekaguman orang2 akan menyelamatkan kita?
Apakah komentar2 orang pada fotomu, akan menyelamatkan kita?



mungkin saat ini,..

Kita masih suka mengupload foto2 kita, dimanapun kita berada..
Karena itu sebuah kesenangan sendiri bagi kita

tapi di akhirnya nanti..

Semua itu tidak ada artinya
semuanya hanya tinggal kenangan bagi yang masih hidup
di alam kubur, semua itu tidak bisa menyelamatkan kita

Coba kita renungkan kembali

Dosa kita bisa semakin banyak walau setelah kita sudah terbungkus kain kafan didalam tanah...


Ukhti...
Kematian mungkin belum terfikirkan di benak2 kita tapi kematian adalah sesuatu yang pasti akan dilewati semua orang.


bukankah sudah jelas dalil dalam Al-Qur'an surah al-Baqarah 243


'Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.'


Jadi persiapkanlah hari itu..... saat di mana tidak ada lagi yg bisa menolongmu...


Dalam renungan tentang kematian,,,


DARI BLOG  Arty Khansa

Begitu Besar dan Luasnya Rahmat Allah

Silahkan baca dan Share artikel disini bila bermanfaat tapi jangan lupa menyebut sumbernya,.. JAZAKUMULLAHU KHAIR

Sabtu, 24 September 2011


Begitu Besar dan Luasnya Rahmat Allah



Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Tatkala Allah menciptakan seluruh makhluk, Allah tuliskan di dalam kitab-Nya, yang kitab itu berada di sisi-Nya di atas Arsy, yang isinya adalah: Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari [3194] dan Muslim [2751])
Dari Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu, beliau menuturkan: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada kami, “Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”. Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari [5999] dan Muslim [2754])
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Kalau seandainya seorang mukmin mengetahui segala bentuk hukuman yang ada di sisi Allah niscaya tidak akan ada seorang pun yang masih berhasrat untuk mendapatkan surga-Nya. Dan kalau seandainya seorang kafir mengetahui segala bentuk rahmat yang ada di sisi Allah niscaya tidak akan ada seorang pun yang berputus asa untuk meraih surga-Nya.” (HR. Bukhari [6469] dan Muslim [2755])
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Dahulu ada seorang lelaki yang belum pernah melakukan satu kebaikan pun, dia berpesan kepada anak-anaknya, ‘Kalau dirinya telah meninggal maka bakarlah jenazahnya, kemudian tebarkanlah setengah abunya di daratan dan setengahnya lagi di lautan. Demi Allah, seandainya Allah mampu membangkitkannya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang belum pernah diberikan kepada siapa pun di antara umat manusia ini.’ Tatkala lelaki itu meninggal anak-anaknya melaksanakan apa yang dia pesankan kepada mereka. Kemudian, Allah perintahkan daratan untuk mengumpulkan abunya yang tersebar di sana, dan Allah perintahkan lautan untuk mengumpulkan abunya yang tersebar di sana, lantas Allah bertanya kepadanya, ‘Mengapa kamu lakukan hal ini?’. Dia menjawab, ‘Karena takut kepada-Mu ya Rabb. Sedangkan Engkau Maha mengetahui.’ Maka Allah pun mengampuninya.” (HR. Bukhari [3481] dan Muslim [2756])
Dari Abu Musa radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di siang hari, dan Allah bentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di malam hari, sampai tiba saatnya matahari terbit dari arah tenggelamnya.” (HR. Muslim [2759])
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan seorang mukmin pun cemburu. Allah akan merasa cemburu ketika seorang mukmin melakukan perkara yang diharamkan kepadanya.” (HR. Bukhari [5222] dan Muslim [2761])
Saudaraku… kalau rahmat Allah sedemikian luas, maka janganlah kita berputus asa dari menggapainya.  Namun, hal itu bukan berarti kita boleh merasa aman dari siksaan-Nya… Karena tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah kecuali orang-orang yang merugi…
DARI HAHAHA
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Indo Tekno - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger